Brand Positioning: Strategi Menentukan Citra Merek di Mata Konsumen

10 Apr 2025

Di dunia bisnis yang persaingannya makin padat, brand itu ibarat wajah dari sebuah usaha. Kalau brand kamu dikenal, dipercaya, dan mudah diingat, peluang buat berkembang juga makin besar. Tapi banyak brand yang bingung atau nggak punya arah jelas—mereka nggak tahu mau dikenal sebagai apa. Akibatnya, konsumen pun jadi nggak yakin, dan akhirnya milih brand lain yang lebih “nempel” di kepala.

Apa Itu Brand Positioning

Kalau ngomongin soal posisi brand di benak konsumen, lima entitas ini bisa jadi contoh keren: Aqua, Apple, Indomie, Nike, dan Wardah. Semua brand ini punya satu kesamaan—begitu kita denger namanya, langsung terbayang kesan tertentu. Misalnya, Aqua langsung identik dengan air mineral yang bersih dan terpercaya. Indomie? Mi instan favorit semua kalangan. Nike? Sepatu sporty dan gaya hidup aktif. Nah, semua persepsi itu nggak muncul begitu aja. Itu hasil dari strategi yang disebut brand positioning.

Definisi Umum Brand Positioning

Brand positioning adalah cara sebuah merek ingin dikenal oleh konsumennya. Posisi ini bukan cuma soal logo, warna, atau slogan, tapi lebih ke arah apa yang ada di pikiran orang ketika mendengar nama brand kamu. Jadi, brand positioning itu adalah kesan pertama dan utama yang terus nempel di kepala orang.

Singkatnya, Brand positioning adalah kesan spesifik tentang brand kamu yang ingin kamu tanamkan di benak konsumen.

Ilustrasi Sederhana tentang Bagaimana Positioning Bekerja

Bayangin kamu lagi di minimarket. Kamu haus dan mau beli air mineral. Di rak ada banyak merek, tapi tanganmu langsung ambil Aqua, padahal harganya bisa jadi lebih mahal dari yang lain. Kenapa? Karena di otak kamu, Aqua = air mineral paling aman dan terpercaya. Nah, itulah positioning yang berhasil.

Atau kamu mau beli smartphone baru. Budget cukup buat Android biasa, tapi kamu nabung lebih lama demi beli iPhone, karena merasa itu lebih keren dan punya kualitas top. Lagi-lagi, itu efek positioning.

Jadi, brand positioning itu semacam “identitas mental” dari brand kamu. Bukan cuma soal visual atau produk, tapi lebih ke arah kesan kuat dan konsisten yang bikin konsumen ingat dan pilih brand kamu dibanding yang lain. Kalau positioning kamu kuat, kemungkinan besar konsumen akan datang lagi dan jadi loyal.

Jenis-jenis Brand Positioning

Banyak brand besar seperti Gojek, Toyota, Dettol, Rolex, dan Samsung punya cara unik buat menempatkan diri mereka di benak konsumen. Masing-masing nggak asal-asalan, tapi pakai strategi positioning yang berbeda, tergantung nilai yang mau mereka tonjolkan. Misalnya, Gojek fokus pada manfaat dan kemudahan, sementara Rolex lebih ke arah citra mewah dan prestise. Nah, ini yang bikin kita, sebagai konsumen, langsung “nangkep” kesan tertentu begitu dengar nama brand-nya.

Brand positioning itu ada banyak jenisnya. Masing-masing punya pendekatan dan tujuan sendiri. Yuk kita bahas satu-satu!

1. Positioning Berbasis Manfaat (Benefit-Based)

Ini adalah jenis yang paling umum. Brand menonjolkan manfaat utama dari produk atau layanan mereka.

Contoh:

  • Dettol: Fokus pada perlindungan dari kuman

  • Gojek: Kemudahan hidup lewat layanan cepat dan lengkap

🟢 Cocok buat produk yang menawarkan solusi nyata atas masalah konsumen.

2. Positioning Berbasis Harga (Price-Based)

Brand ingin dikenal sebagai yang paling murah atau paling hemat dibanding kompetitor.

Contoh:

  • Indomaret: “Hemat dan dekat”

  • Le Minerale galon: Air galon dengan harga lebih terjangkau tapi tetap higienis

🟢 Cocok untuk target pasar yang sensitif soal harga.

3. Positioning Berbasis Kualitas (Quality-Based)

Brand menonjolkan kualitas tinggi dari produk atau layanan mereka.

Contoh:

  • Samsung: Dikenal dengan kualitas teknologi yang mumpuni

  • Toyota: Mobil yang awet dan minim masalah

🟢 Biasanya cocok buat produk dengan harga menengah ke atas.

4. Positioning Berbasis Emosi (Emotional-Based)

Brand membangun ikatan emosional dengan konsumen, bukan sekadar menjual produk.

Contoh:

  • Dove: Mendorong kepercayaan diri dan self-love

  • BCA: “Senantiasa di sisi Anda” – berkesan personal dan dekat

🟢 Efektif banget buat membangun loyalitas jangka panjang.

5. Positioning Berbasis Gaya Hidup (Lifestyle-Based)

Brand ingin dikaitkan dengan gaya hidup tertentu yang dianggap keren, modern, atau prestisius.

Contoh:

  • Nike: Gaya hidup aktif dan berprestasi

  • Rolex: Simbol kesuksesan dan kemewahan

🟢 Cocok buat target market yang membeli karena identitas, bukan cuma fungsi.

6. Positioning Berbasis Solusi Spesifik (Problem-Solving)

Brand menonjolkan masalah tertentu yang bisa mereka selesaikan secara spesifik.

Contoh:

  • Pepsodent Gigi Sensitif: Mengatasi nyeri saat makan/minum

  • Youvit: Vitamin yang enak dan nggak bikin ribet

🟢 Cocok untuk produk kesehatan, kecantikan, dan gaya hidup.

Tujuan Brand Positioning dalam Bisnis

Banyak perusahaan besar seperti Tokopedia, Honda, Wardah, Sari Roti, dan Grab berhasil membangun posisinya karena tahu persis kenapa brand positioning itu penting. Misalnya, Tokopedia ingin dikenal sebagai platform belanja online yang ramah UMKM, Honda identik dengan motor irit dan tahan lama, sementara Wardah menonjol sebagai kosmetik halal yang modern. Brand-brand ini nggak sekadar jualan produk, tapi juga “jualan citra” yang nempel di kepala kita. Semua itu bisa tercapai karena mereka punya strategi brand positioning yang jelas.

Ada beberapa hal penting yang jadi tujuan dari brand positioning:

  1. Membangun identitas merek yang kuat
    Brand yang punya identitas jelas bakal lebih gampang dikenali dan diingat konsumen. Contoh: Wardah selalu konsisten dengan tema kecantikan halal dan natural.

  2. Membedakan diri dari pesaing
    Di pasar yang ramai, kamu harus punya sesuatu yang bikin kamu beda. Contoh: Sari Roti selalu menekankan kepraktisan dan kualitas roti untuk keluarga Indonesia.

  3. Menyampaikan nilai utama brand ke konsumen
    Konsumen jadi paham apa yang kamu tawarkan, tanpa perlu dijelasin panjang lebar. Contoh: Grab selalu bicara soal kecepatan, kemudahan, dan keamanan.

Strategi Efektif dalam Membangun Brand Positioning

Kalau kita perhatikan strategi yang diterapkan brand-brand seperti Indomie, Tokopedia, Apple, Erigo, dan BCA, mereka nggak cuma terkenal karena produk bagus aja. Kuncinya ada di cara mereka menempatkan brand-nya secara konsisten dan beda dari yang lain. Misalnya, Indomie bukan cuma mie instan, tapi bagian dari “selera Indonesia”; Apple bukan cuma soal teknologi, tapi juga gaya hidup premium; sementara Erigo membangun citra fashion lokal yang mendunia. Semua ini mereka bangun lewat strategi brand positioning yang rapi dan berkelanjutan.

Buat kamu yang baru mau mulai membangun brand, atau ingin memperkuat posisi brand yang sudah ada, ini dia langkah-langkah praktis yang bisa dijadikan panduan:

1. Kenali Target Konsumen Kamu

Sebelum menentukan posisi brand, kamu harus tahu dulu siapa yang jadi targetmu. Coba cari tahu:

  • Apa kebutuhan dan kebiasaan mereka?

  • Masalah apa yang mereka hadapi?

  • Nilai atau gaya hidup seperti apa yang mereka sukai?

Contoh: Erigo menargetkan anak muda yang suka tampil stylish tapi tetap simpel dan terjangkau.

2. Analisis Kompetitor

Lihat bagaimana kompetitor memposisikan diri. Ini penting biar kamu tahu:

  • Apa yang sudah ditawarkan pasar

  • Celah apa yang bisa kamu isi

Contoh: Saat Tokopedia masuk, pasar e-commerce sudah ramai. Tapi mereka ambil posisi sebagai platform yang fokus bantu UMKM dan brand lokal.

3. Tentukan Nilai Unik Brand Kamu (Unique Selling Proposition / USP)

Apa yang bikin brand kamu beda? Pilih satu nilai utama yang bisa kamu tonjolkan, seperti:

  • Harga lebih terjangkau

  • Kualitas premium

  • Kemudahan layanan

  • Desain yang keren

Contoh: Indomie dikenal karena rasa yang khas dan variasi menu lokal yang nggak dimiliki kompetitor.

4. Rancang Pesan Brand yang Konsisten

Gunakan pesan yang mudah diingat dan sesuai dengan nilai brand kamu. Pesan ini harus konsisten di semua saluran, baik itu media sosial, kemasan, iklan, maupun saat pelayanan langsung.

Contoh: BCA selalu konsisten dengan pesan “Senantiasa di Sisi Anda”, bikin brand terasa dekat dan bisa diandalkan.

5. Bangun Pengalaman Konsumen yang Sesuai

Pastikan pengalaman yang dirasakan pelanggan sesuai dengan posisi brand kamu. Jangan sampai pesan dan kenyataan nggak sinkron.

Contoh: Apple bilang produknya premium — dan mereka dukung ini lewat desain toko, kualitas layanan, sampai kemasan produknya yang elegan.

Perbedaan Brand Positioning dan Brand Identity

Kalau kamu sering memperhatikan brand seperti Nike, Teh Botol Sosro, Samsung, Shopee, dan Citilink, pasti kamu sadar bahwa tiap brand punya citra yang kuat dan unik. Tapi ada dua hal penting yang sering bikin bingung: brand positioning dan brand identity. Misalnya, Nike punya positioning sebagai simbol semangat “Just Do It”, tapi identitas visualnya terlihat dari logo swoosh dan warna hitam-putih yang ikonik. Nah, di sinilah perbedaannya. Walaupun keduanya saling berkaitan, mereka punya peran masing-masing dalam membangun kekuatan sebuah merek.

Aspek Brand Identity Brand Positioning
Definisi Elemen visual dan komunikasi yang mewakili brand Persepsi yang ingin ditanamkan ke benak konsumen
Fokus Penampilan dan suara brand Citra atau posisi di pasar dan pikiran konsumen
Contoh elemen Logo, warna, font, slogan Harga, kualitas, manfaat, gaya hidup
Tujuan Biar brand dikenali dengan konsisten Biar brand diingat sebagai “beda” dari yang lain
Contoh brand Teh Botol Sosro (botol unik, warna merah) Nike (“Just Do It” – semangat pantang menyerah)

Kenapa Keduanya Saling Melengkapi?

Brand identity dan positioning nggak bisa jalan sendiri-sendiri. Keduanya saling dukung.

  • Brand positioning menentukan bagaimana kamu ingin dikenal.

  • Brand identity adalah alat untuk menyampaikan pesan itu secara visual dan emosional.

Bayangkan kalau Nike bilang dia brand yang keren dan kompetitif, tapi logonya kusut dan iklannya membosankan — pasti nggak nyambung kan?

Penutup

Di dunia bisnis yang kompetitif, memiliki brand positioning yang strategis bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Jika ingin tumbuh dan bertahan, brand Anda harus memiliki posisi yang jelas dan mudah dikenali.

Di Millenia Art, kami percaya bahwa kekuatan visual adalah bagian penting dari positioning yang kuat. Lewat signage, branding fisik, hingga elemen promosi visual lainnya, kami siap membantu Anda memperkuat identitas merek dan menjadikannya lebih mudah dikenali oleh konsumen.

Yuk, evaluasi kembali posisi brand Anda sekarang!

Dan jika Anda butuh partner untuk menghadirkan citra brand yang lebih kuat lewat media visual seperti Neon Box, Billboard dan sebagainya , Millenia Art siap mendampingi Anda. Hubungi kami dan mulai bangun brand yang tak hanya dikenal, tapi juga diingat.

4.8/5 - (2219 votes)