Mengenal Rebranding: Jenis dan Manfaatnya untuk Perusahaan

24 Oct 2025
mengenal rebranding dan tahapan nya

Dalam dunia bisnis yang terus berubah, rebranding bukan sekadar mengganti logo atau nama perusahaan. Lebih dari itu, rebranding adalah strategi besar yang bisa menentukan apakah sebuah merek mampu bertahan di tengah persaingan, atau perlahan tenggelam ditelan zaman. Tapi sebenarnya, apa itu rebranding, dan kenapa banyak perusahaan besar maupun kecil memutuskan untuk melakukannya?

Yuk, kita bahas tuntas tentang arti rebranding, tujuannya, hingga langkah-langkah strategis agar proses ini berhasil tanpa mengorbankan identitas merek yang sudah ada.

Apa Itu Rebranding?

Secara sederhana, rebranding adalah proses mengubah citra atau identitas suatu merek. Proses ini bisa melibatkan banyak hal — mulai dari logo, warna, nama, slogan, hingga cara perusahaan berkomunikasi dengan konsumennya. Tujuannya? Agar merek terasa lebih segar, relevan, dan sesuai dengan perkembangan pasar serta kebutuhan pelanggan.

Rebranding bisa bersifat parsial (hanya mengganti elemen tertentu, seperti logo atau kemasan) atau total (mengubah hampir seluruh identitas merek, termasuk nilai, misi, dan visinya).

Contoh paling mudah adalah ketika Gojek berevolusi dari aplikasi transportasi online menjadi ekosistem digital serba ada. Mereka tak hanya mengubah logo, tapi juga memperluas makna dan posisi mereknya di mata publik.

Mengapa Perusahaan Melakukan Rebranding?

Banyak alasan mengapa rebranding menjadi langkah strategis yang diambil oleh perusahaan. Berikut beberapa faktor utama yang biasanya mendorong proses ini:

1. Perubahan Target Pasar

Seiring waktu, pasar dan audiens bisa berubah. Misalnya, merek yang dulu menargetkan generasi milenial kini harus menyesuaikan diri dengan Gen Z yang punya gaya komunikasi dan nilai yang berbeda. Tanpa rebranding, merek bisa terasa “usang”.

2. Citra Merek yang Buruk

Kadang, reputasi merek bisa rusak karena kasus tertentu atau pelayanan yang kurang baik. Melalui rebranding, perusahaan berusaha membangun ulang kepercayaan publik dengan tampilan dan nilai yang baru.

3. Ekspansi Bisnis

Ketika bisnis berkembang ke sektor atau negara baru, rebranding bisa membantu menyesuaikan identitas merek agar lebih diterima secara global. Misalnya, Dunkin’ Donuts yang kini hanya dikenal sebagai Dunkin’ untuk menunjukkan fokus yang lebih luas, tidak hanya pada donat.

4. Inovasi Produk dan Teknologi

Perusahaan yang berinovasi secara signifikan biasanya membutuhkan citra baru untuk merepresentasikan transformasi tersebut. Contohnya, Facebook yang berubah menjadi Meta untuk menunjukkan fokus mereka ke arah metaverse.

5. Pergeseran Nilai dan Visi

Merek yang sudah lama berdiri kadang perlu memperbarui nilai inti mereka agar tetap relevan dengan tren sosial, budaya, dan lingkungan terkini. Misalnya, perusahaan yang dulunya tidak peduli isu keberlanjutan kini mulai menonjolkan komitmen terhadap eco-friendly branding.

Jenis-Jenis Rebranding

Tidak semua rebranding dilakukan dengan cara yang sama. Secara umum, ada dua jenis utama:

1. Partial Rebranding (Rebranding Parsial)

Jenis ini biasanya dilakukan untuk penyegaran visual tanpa mengubah identitas inti. Contohnya:

  • Pembaruan logo atau font
  • Pergantian warna merek
  • Desain ulang kemasan
  • Slogan baru

Tujuannya untuk tetap mempertahankan loyalitas pelanggan lama sambil menarik audiens baru.

2. Total Rebranding

Ini adalah transformasi besar-besaran yang melibatkan seluruh aspek merek. Biasanya dilakukan ketika perusahaan ingin keluar dari masalah besar, merger dengan perusahaan lain, atau sepenuhnya mengubah arah bisnis.

Misalnya, Philip Morris yang mengubah nama perusahaannya menjadi Altria untuk menjauhkan diri dari citra negatif industri rokok.

Tahapan dan Persiapan Sebelum Melakukan Rebranding

Rebranding tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Diperlukan riset, perencanaan, dan strategi yang matang agar prosesnya tidak salah arah. Berikut tahapan dan persiapan penting sebelum memulai rebranding:

1. Audit Brand yang Ada Sekarang

Langkah pertama adalah memahami kondisi merek saat ini.
Evaluasi bagaimana publik memandang merek kamu — apakah masih relevan, apakah logo dan pesan merek masih sesuai, dan bagaimana performa pemasaran selama ini. Audit ini membantu menemukan area yang perlu diperbaiki.

2. Analisis Kompetitor dan Tren Pasar

Pelajari kompetitor di industri kamu. Apa yang membuat mereka unggul? Bagaimana tren desain dan komunikasi di pasar saat ini? Analisis ini penting agar rebranding tidak sekadar “berbeda”, tapi juga lebih unggul dan strategis.

3. Kumpulkan Insight dari Pelanggan

Libatkan pelanggan setia dalam proses awal. Tanyakan apa yang mereka suka dari merek kamu, apa yang ingin mereka ubah, dan bagaimana ekspektasi mereka terhadap identitas baru. Insight ini bisa menjadi dasar arah rebranding yang relevan dan humanis.

4. Tentukan Tujuan dan Arah Baru

Apakah rebranding dilakukan untuk menarik pasar baru, memperbaiki citra, atau memperluas bisnis? Menentukan tujuan sejak awal sangat penting agar seluruh keputusan desain dan strategi tetap konsisten dengan visi bisnis.

5. Siapkan Tim dan Timeline yang Jelas

Rebranding bukan proyek kecil. Buat tim khusus yang berisi desainer, marketer, copywriter, dan pihak manajemen. Tetapkan timeline realistis agar setiap tahapan — mulai dari riset, desain, uji coba, hingga peluncuran — berjalan lancar.

6. Evaluasi Risiko dan Biaya

Pastikan kamu menyiapkan anggaran yang cukup, termasuk biaya desain, produksi materi baru, promosi ulang, dan pelatihan karyawan. Jangan lupa analisis risiko — misalnya potensi penolakan publik atau kebingungan pelanggan.

Tahapan ini akan memastikan rebranding dilakukan dengan dasar kuat, bukan sekadar keputusan impulsif yang bisa berisiko pada citra merek di kemudian hari.

Langkah-Langkah Melakukan Rebranding yang Efektif

Setelah persiapan matang, barulah rebranding bisa dieksekusi. Berikut langkah-langkah strategis agar proses ini berhasil:

1. Lakukan Analisis Mendalam

Pahami alasan utama kenapa rebranding dibutuhkan. Analisis pasar, perilaku konsumen, hingga tren industri untuk memastikan arah perubahan tepat sasaran.

2. Tentukan Tujuan Rebranding

Apakah ingin memperluas pasar, mengatasi citra negatif, atau memperbarui tampilan visual? Tujuan yang jelas akan memandu seluruh proses selanjutnya.

3. Rancang Strategi Identitas Baru

Buat panduan identitas merek (brand guideline) yang mencakup logo, warna, tipografi, tone of voice, hingga nilai dan pesan utama yang ingin disampaikan.

4. Libatkan Tim Internal

Pastikan semua pihak — dari karyawan hingga manajemen — memahami dan mendukung arah rebranding. Internal branding sama pentingnya dengan eksternal branding.

5. Komunikasikan Perubahan ke Publik

Gunakan media sosial, website, dan kampanye PR untuk memperkenalkan citra baru. Ceritakan alasan di balik perubahan agar konsumen merasa dilibatkan.

6. Evaluasi dan Pantau Respons

Setelah peluncuran, pantau bagaimana konsumen merespons. Gunakan data dan feedback untuk memperbaiki hal-hal yang kurang maksimal.

Perbedaan Rebranding dan Repositioning

Meskipun sering disamakan, rebranding dan repositioning sebenarnya berbeda.

  • Rebranding lebih fokus pada penampilan dan identitas visual (logo, nama, warna, tone of voice).
  • Repositioning berfokus pada persepsi dan strategi pemasaran — bagaimana merek ingin dipandang oleh target pasar.

Namun, dalam praktiknya, keduanya sering berjalan beriringan. Misalnya, ketika sebuah merek mengubah logo sekaligus memperbarui pesan marketing untuk menargetkan segmen pasar baru.

Manfaat Melakukan Rebranding

Rebranding yang dilakukan dengan strategi matang dapat memberikan banyak manfaat bagi bisnis. Beberapa di antaranya adalah:

1. Meningkatkan Daya Tarik Merek

Tampilan baru dapat menarik perhatian konsumen yang sebelumnya tidak tertarik, terutama jika merek lama dianggap ketinggalan zaman.

2. Memperkuat Diferensiasi

Di pasar yang kompetitif, rebranding membantu merek menonjol dibanding pesaingnya. Identitas baru dapat menegaskan posisi dan keunikan merek di industri.

3. Menyegarkan Hubungan dengan Konsumen

Rebranding bisa menjadi momen untuk “menyapa ulang” pelanggan lama, menunjukkan bahwa merek masih berkembang dan mendengarkan kebutuhan mereka.

4. Meningkatkan Loyalitas dan Kepercayaan

Dengan citra baru yang lebih relevan dan profesional, pelanggan cenderung lebih percaya dan loyal terhadap merek tersebut.

5. Mendorong Pertumbuhan Penjualan

Citra merek yang lebih kuat dan modern bisa berujung pada peningkatan penjualan, karena konsumen merasa lebih terhubung dan percaya pada nilai yang diusung.

Tantangan dalam Melakukan Rebranding

Walau terdengar menjanjikan, rebranding bukan tanpa risiko. Beberapa tantangan umum yang sering muncul meliputi:

1. Kehilangan Identitas Asli

Jika perubahan terlalu drastis, pelanggan lama bisa merasa asing atau bahkan kecewa. Oleh karena itu, keseimbangan antara inovasi dan konsistensi sangat penting.

2. Biaya yang Tidak Sedikit

Proses rebranding melibatkan desain, promosi ulang, perubahan kemasan, hingga kampanye pemasaran besar — semuanya membutuhkan investasi yang besar.

3. Risiko Tidak Diterima Publik

Tidak semua rebranding diterima baik oleh publik. Jika eksekusinya tidak tepat, perubahan bisa dianggap tidak perlu atau bahkan membingungkan.

4. Butuh Waktu untuk Adaptasi

Rebranding tidak bisa langsung berhasil dalam semalam. Diperlukan waktu untuk konsumen mengenal dan terbiasa dengan citra baru tersebut.

Langkah-Langkah Melakukan Rebranding yang Efektif

Agar rebranding berjalan sukses, perusahaan perlu mengikuti langkah-langkah strategis berikut:

1. Lakukan Analisis Mendalam

Pahami alasan utama kenapa rebranding dibutuhkan. Analisis pasar, perilaku konsumen, hingga tren industri untuk memastikan arah perubahan tepat sasaran.

2. Tentukan Tujuan Rebranding

Apakah ingin memperluas pasar, mengatasi citra negatif, atau memperbarui tampilan visual? Tujuan yang jelas akan memandu seluruh proses selanjutnya.

3. Rancang Strategi Identitas Baru

Buat panduan identitas merek (brand guideline) yang mencakup logo, warna, tipografi, tone of voice, hingga nilai dan pesan utama yang ingin disampaikan.

4. Libatkan Tim Internal

Pastikan semua pihak — dari karyawan hingga manajemen — memahami dan mendukung arah rebranding. Internal branding sama pentingnya dengan eksternal branding.

5. Komunikasikan Perubahan ke Publik

Gunakan media sosial, website, dan kampanye PR untuk memperkenalkan citra baru. Ceritakan alasan di balik perubahan agar konsumen merasa dilibatkan.

6. Evaluasi dan Pantau Respons

Setelah peluncuran, pantau bagaimana konsumen merespons. Gunakan data dan feedback untuk memperbaiki hal-hal yang kurang maksimal.

Contoh Kasus Rebranding yang Sukses

1. Tokopedia

Tokopedia melakukan penyegaran logo dan tampilan aplikasi untuk menyesuaikan diri dengan tren desain modern. Rebranding ini berhasil memperkuat identitas sebagai platform digital yang inovatif dan ramah pengguna.

2. Grab

Awalnya dikenal sebagai layanan transportasi, Grab melakukan rebranding menjadi superapp yang menyediakan berbagai layanan seperti makanan, belanja, hingga keuangan digital. Hasilnya, Grab kini dikenal sebagai ekosistem digital terbesar di Asia Tenggara.

3. AXA Mandiri

Rebranding dilakukan untuk menyatukan identitas global AXA dengan karakter lokal Mandiri. Perubahan ini memperkuat kepercayaan konsumen melalui konsistensi visual dan pesan yang lebih kuat di industri asuransi.

Kesimpulan: Rebranding Adalah Evolusi, Bukan Revolusi

Pada akhirnya, rebranding adalah upaya strategis untuk menjaga merek tetap hidup, relevan, dan dicintai konsumen. Namun, rebranding bukan sekadar soal tampilan baru — melainkan tentang bagaimana merek mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan jati dirinya.

Sama seperti manusia yang perlu memperbarui citra diri untuk terus berkembang, perusahaan pun perlu “berbenah” melalui rebranding agar tetap dikenal dan dipercaya. Proses ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan personal branding — keduanya sama-sama membangun persepsi positif di benak audiens melalui citra yang kuat dan konsisten.

Ingin membangun citra baru untuk bisnismu?

Percayakan proses branding dan visualisasi merek kamu pada Millenia Art, penyedia jasa signage profesional di Indonesia. Dari neon box, huruf timbul, hingga billboard, semua bisa disesuaikan untuk memperkuat identitas merekmu agar tampil lebih menonjol dan profesional.

Hubungi Millenia Art sekarang dan mulai perjalanan rebranding yang memikat!

5/5 - (812 votes)